Minggu, 18 Oktober 2015

Tawasul

Illa hadrrotin nabiyyil mustofa muhammad sollollohu alaihiwassalam wa abah wa umi wa malaikatul muqorrobin wa alihi wa azwajihi wa auliyadihi wa syuhada wa azwajihi wal muslimin wal muslimat wal mukminin wal mukminat wa ahlil kubur lan poro leluhur ugi poro pahlawan sedoyo say ul lahumul Al Fatihaahh.....

Kamis, 27 Agustus 2015

Review film Lucy, Compare orang barat dan orang Jawa

Minggu tenang bulan Juni 2015, aku memutuskan untuk mendaki Gunung Arjuno bersama mas angkatku yang rumahnya berada di lereng gunung. Saat di sana saya berkesempatan menonton film sci-fi berjudul LUCY, sangat tidak menyesal memilih film ini diantara film-film lainnya yang di tawarkan di tab masku. Di dalam blog ini saya tidak hanya menceritakan isi film tetapi juga mencoba mengcompare antara kemampuan orang Jawa dan orang Barat dari sudut pandang science dan batin.
Film ini mengisahkan LUCY yang di culik dan jebak untuk menyelundupkan narkoba jenis baru yaitu CPH4 di dalam perutnya. Tetapi ketika di dalam tahanan dia dianiaya dan ditendang perutnya hingga berdarah. Ga kebayang kan gimana sakitnya, posisi perut baru dibedah buat mas naro CPH4 trus di jahit malah ditendang.
Ternyata narkoba tersebut bocor dan menyerap ke aliran darah LUCY. Tubuhnya mengalami reaksi yang dahsyat, tiba-tiba dia memiliki kekuaran super. Mulai dari Lucy tidak merasakan sakit, dia tidak memiliki rasa takut terhadap suatu apapun. Karena pengaruh narkoba ini, kapasitas kemampuan otaknya meningkat. Jika manusia normal kebanyakan hanya menggunakan 10% dari kapasitas kemampuan otaknya, maka Lucy dapat mengakses lebih dari itu bahkan meningkat terus menerus sampai 100%.
Setelah CPH4 bocor, Lucy yang tadinya merupakan wanita bodoh, kini kapasitas otaknya mulai meningkat dan dapat melarikan diri dengan adegan action yang keren. Setelah berhasil kabur ia mencari rumah sakit dan masuk ke ruang operasi, ia memaksa para dokter untuk mengoperasi dan mengeluarkan CPH4 dari perutnya. Dalam keadaan sedang dioperasi ia menelpon ibunya, ia mengatakan bahwa ia dapat merasakan ketika ia dilahirkan, kecupan sang ibu, dan hangatnya air susu ibunya.


Apa yang terjadi saat kemampuan kapasitas otak LUCY meningkat 20%, 40%, 60%, 80%, atau sampai 100%?

To be continued

Trailer : https://youtu.be/MVt32qoyhi0
Film: http://filmbagus21.com/lucy-2014/

Selasa, 25 Agustus 2015

Ajar Nari "Kenya Tinembe"

Senin, 25 Agustus 2015 aku dan kedua temanku Isti dan Tika  sekitar pukul 19.30 menuju Sanggar Tari Suryo Kencono. Sanggar ini kami tahu dari mas Oky yang kemarin Minggu menemani para penari di Kraton Yogyakarta. Sekitar pukul 8 malam sampailah kami di Ndalem Suryowijoyo tempat dimana sanggar yang kami tuju berada.
Pertama kali memasuki area tersebut kaget karena baru hanya ada seorang penari, lebih mengagetkan lagi melihat suasana pendopo  dengan arsitektur gaya khas jogja yang amat kuat auranya. Aku mendekati penari perempuan dan menanyakan suatu hal.
"Siapa yang memiliki sanggar ini?"
"Kalo ga salah cucunya Hamengkubuwono VIII" jawabnya.
"Pantes nuansanya kental sekali dengan aura Kraton Yogyakarta." gumamku lirih.
Beberapa saat kemudian beberapa orang mulai datang dan latihanpun dimulai. Musik dari tape recorder dibunyikan, penari senior menari di baris paling depan. Kami yang pertama kali berlatih dengan sangat kaku dan terbata menirukan gerakan penari di depan kami. Tarian kali ini berjudul "Kenya Tinembe", Kenya berarti gadis muda, dan tinembe berarti baru saja.  Melihat kami sangat kewalahan menirukan gerakan, Mas Brian dari Seni Tari UNY mencoba menuntun di depan kami dengan gaya cermin, artinya meskipun Mas Brian menghadap kami tetapi gerakannya terbalik sehingga memudahkan kami untuk mengikutinya.
Latihan berikutnya dilakukan oleh para penari pria. Tarian tersebut mengisahkan pria sedang berperang, dan yang pasti menang adalah penari yang berada di sebelah kanan penonton. Pandanganku tertuju pada sosok berambut panjang yang melakoni tarian dengan sangat indah, dia salah satu sosok yang aku kagumi karena melestarikan budaya Jawa khusunya.
Saat itu RAy. Sri Kadarjati atau biasa mereka sebut dengan nDoro Kadar rawuh menemui kami untuk berbincang-bincang. Semua menghormati beliau dan menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil ketika bercakap dengan beliau.
Setelah selesai menyantap bakmi goreng jawa, kami kembali berlatih gerakan-gerakan dasar tari seperti gerakan sembah, mendak, belajar ukel, belajar melangkah, dll bersama mas Arma dari seni tari ISI. Kata mas Arma, kita belajar sedikit-sedikit dulu saja yang penting bisa dan hafal biar g muntah :D
Terimakasih semuanya <3
Salam Budaya..
Love This Way <3

Catatan: Sanggar Suryo Kencono dahulu merupakan milik alm. RM. Ywandjono yang memiliki Istri bernama RAy. Sri Kadarjati. Kini saggar tersebut dipegang oleh putranya RM. Widaru Krefianto Darmawan.

Senin, 24 Agustus 2015

Wedharaga

Mangkene patrapipun,
wiwit anem amendenga laku,
ngengurangi pangan turu sawetawis,
amemeka hawa napsu,
dhasarana andhap asor.

Akanthi awas emut,
aja tinggal weweka ing kalbu,
mituhua wewarah kang makolehhi,
dentaberi anggeguru,
aja isin atetakon.
Wong amarsudi kawruh,
tetirona ing reh kang rahayu,
Aja kesed sungkanan sabarang kardi,
sakadare angengimpun,
nimpeni kagunaning wong.

Tinimbang lan anganggur,
baya becik ipil-ipil kawruh,
angger datan ewanpanasten sayekti,
kawignyane wuwuh-wuwuh,
wekasan kasub kinaot.

lamun wus sarwa putus,
kapinteran sinimpen ing pungkur,
bodhonira katokna ing ngarsa yekti,
gampang trapinng tindak tanduk,
amawas pambekaning wong.
(Gambuh)

R. Ng. Ranggawarsita
1802 - 1873

Minggu, 23 Agustus 2015

Golek Ayun-Ayun Traditional Dance of Yogyakarta

Golek Ayun-Ayun merupakan nama tarian yang berasal dari Yogyakarta. Aku pertama kali melihat tarian ini di pendopo yang berada di dalam Kraton Yogyakarta saat masih semester awal kuliah. Masuklah ke kraton dari pintu Keben. Pertunjukkan tari tradisional memang rutin setiap sabtu dan minggu pukul 11.00 AM. Tapi yang pasti ada adalah hari minggu.
Golek Ayun-Ayun mengisahkan gadis-gadis remaja yang bermain bersuka ria. Kegembiraan dan kebahagiaan terungkap dalam jiwa putri remaja dikala bermain. Tergambar dalam gerak gemulai menari bahwa mereka sedang berias dan merawat tubuh.
Pada tanggal 16 Agustus 2015 yang mementaskan tarian ini adalah dari "Sanggar Krida Beksa Wirama, Pengageng: RAy. Nawangsasi".
Pada tanggal 23 Agustus 2015 adalah dari "Sanggar Suryo kencono, Ndalem Suryowijayan"

Penari Golek Ayun-Ayun dari Sanggar Suryo kencono