Senin, 25 Agustus 2015 aku dan kedua temanku Isti dan Tika sekitar pukul 19.30 menuju Sanggar Tari Suryo Kencono. Sanggar ini kami tahu dari mas Oky yang kemarin Minggu menemani para penari di Kraton Yogyakarta. Sekitar pukul 8 malam sampailah kami di Ndalem Suryowijoyo tempat dimana sanggar yang kami tuju berada.
Pertama kali memasuki area tersebut kaget karena baru hanya ada seorang penari, lebih mengagetkan lagi melihat suasana pendopo dengan arsitektur gaya khas jogja yang amat kuat auranya. Aku mendekati penari perempuan dan menanyakan suatu hal.
"Siapa yang memiliki sanggar ini?"
"Kalo ga salah cucunya Hamengkubuwono VIII" jawabnya.
"Pantes nuansanya kental sekali dengan aura Kraton Yogyakarta." gumamku lirih.
Beberapa saat kemudian beberapa orang mulai datang dan latihanpun dimulai. Musik dari tape recorder dibunyikan, penari senior menari di baris paling depan. Kami yang pertama kali berlatih dengan sangat kaku dan terbata menirukan gerakan penari di depan kami. Tarian kali ini berjudul "Kenya Tinembe", Kenya berarti gadis muda, dan tinembe berarti baru saja. Melihat kami sangat kewalahan menirukan gerakan, Mas Brian dari Seni Tari UNY mencoba menuntun di depan kami dengan gaya cermin, artinya meskipun Mas Brian menghadap kami tetapi gerakannya terbalik sehingga memudahkan kami untuk mengikutinya.
Latihan berikutnya dilakukan oleh para penari pria. Tarian tersebut mengisahkan pria sedang berperang, dan yang pasti menang adalah penari yang berada di sebelah kanan penonton. Pandanganku tertuju pada sosok berambut panjang yang melakoni tarian dengan sangat indah, dia salah satu sosok yang aku kagumi karena melestarikan budaya Jawa khusunya.
Saat itu RAy. Sri Kadarjati atau biasa mereka sebut dengan nDoro Kadar rawuh menemui kami untuk berbincang-bincang. Semua menghormati beliau dan menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil ketika bercakap dengan beliau.
Setelah selesai menyantap bakmi goreng jawa, kami kembali berlatih gerakan-gerakan dasar tari seperti gerakan sembah, mendak, belajar ukel, belajar melangkah, dll bersama mas Arma dari seni tari ISI. Kata mas Arma, kita belajar sedikit-sedikit dulu saja yang penting bisa dan hafal biar g muntah :D
Terimakasih semuanya <3
Salam Budaya..
Love This Way <3
Catatan: Sanggar Suryo Kencono dahulu merupakan milik alm. RM. Ywandjono yang memiliki Istri bernama RAy. Sri Kadarjati. Kini saggar tersebut dipegang oleh putranya RM. Widaru Krefianto Darmawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar