Selasa, 07 Juli 2015

Turi Putih

Filosofi Jawa Turi Putih
Dakwah tidaklah kaku hanya sebatas di masjid, namun dakwah juga dikemas dalam seni dan budaya. Itulah metode walisongo yang akhirnya sukses dalam dakwahnya. Mengajarkan islam dengan rahmatan lil 'alamin, selalu dakwah dengan penuh kasih dan cinta. Hingga akhirnya sekalipun Indonesia pernah dijajah belanda yang juga menyebarkan agama lain, masyarakat tetap mengikuti ajaran walisongo dalam kehidupan beragama.
Salah satu metode dakwah walisongo adalah dengan menggubah tembang, yang didalamnya sarat makna dan pelajaran. Turi Putih adalah salah satu karya Sunan Giri, yang mungkin terkadang sering kita dengarkan namun kita belum memahami maknanya.
Turi putih
Ditandur neng kebon agung
Turi putih
Ditandur ning kebon agung
Cumleret tiba nyemplung
Gumlundhung kembange apa,
Mbok ira,
Mbok ira,
Mbok ira,
Kembange apa?
Terjemahan :
TURI PUTIH
Turi, artinya tak aturi: (saya kasih tahu).
Putih itu simbolisme dari kain kafan/ pocongan: orang mati yang dibungkus dengan kain kafan (kain mori warna putih).
Arti selengkapnya: Saya kasih tahu, bahwa kelak manusia itu akan mati.
DITANDUR NING KEBUN AGUNG: di tanam di kebon agung,
Artinya mati di kubur di sebuah makam.
CUMLERET TIBA NYEMPLUNG:
Sebuah gambaran dari orang mati yang sedang dimasukkan dalam kuburan waktunya cepat seperti kilat jatuh
GUMLUNDUNG KEMBANGE APA
Maksudnya, setelah orang yang mati itu selesai dikubur, maka kemudian akan diberi pertanyaan oleh malaikat soal amal perbuatannya.
MBOK IRA
MBOK IRA
MBOK IRA
KEMBANGE APA?
Mbok iro, adalah simbol manusia yang sudah meninggal, selalu akan ditanya:
Amal apa yang sudah Kamu diperbuat?
Bekal apa yang akan kamu dibawa?
Begitulah, makna yang bisa diambil dari lagu tersebut.
Semoga bisa memberikan pelajaran dan manfaat untuk kita semuanya.
Aminn Ya Robbal 'Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar